Pro dan kontra terkait dengan dunia perdagingan kembali mengemuka. Kali ini dipicu oleh permintaan Presiden Joko Widodo agar harga daging sapi di tingkat konsumen tidak lebih dari Rp. 80,000.000,-. Tentu saja ini bukan hal yang mudah mengingat harga daging sapi di pasaran seperti di Yogyakarta masih berkisar pada harga Rp. 120.000,- (www.krjogja.com tanggal 3 Juni 2016). Harga tersebut masih sangat relatif tinggi dibandingkan dengan target yang dicanangkan oleh Presiden. Jika dilihat berdasarkan sistem produksi dan distribusi di lapangan saat ini, maka permintaan Presiden tersebut terkesan jauh panggang dari api. Dari sisi produsen, penurunan harga hingga 80,000, hanya bisa dicapai dengan penambahan kuota impor daging sapi maupun sapi bakalan. Akibatnya produsen lokal dalam hal ini peternak rakyat tentu akan menjadi korban dari harga daging yang dipatok murah.
10 August
Satu minggu terakhir ini kita dikejutkan oleh penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) Antraks oleh Pemerintah Kabupaten Kulonprogo (SKH Kedaulatan Rakyat, 18 Januari 2017). KLB ini ditetapkan terkait dengan munculnya kasus Antraks di Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo. Kita patut mengapresiasi langkah cepat tanggap dari pemerintah untuk menetapkan kebijakan KLB ini. Dengan demikian penyebaran penyakit tersebut dapat diisolasi dan dikontrol agar tidak meluas ke wilayah lain di sekitar KLB.
Namun demikian, penetapan KLB ini juga memunculkan keresahan baru di tingkat masyarakat baik di kalangan peternak maupun konsumen rumah tangga. Sejak munculnya berita KLB di surat kabar, banyak kabar tentang dampak penyakit tersebut yang berseliweran di media sosial. Jika pemilik akun media sosial tidak memiliki pengetahuan memadai tentang apa itu Antraks atau mereka tidak mencoba mengkonfirmasi melalui sumber-sumber yang valid maka dikhawatirkan terjadi misleading tentang penyakit tersebut.
Awal tahun 2017, kita banyak mendapatkan informasi mengenai keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan produksi beberapa komoditas pertanian seperti jagung, beras, telor ayam, daging unggas, dll. Namun demikian, tahun ini juga diawali dengan adanya kenaikan harga cabe rawit yang luar biasa, hingga mencapai lebih dari Rp. 100.000,- /kg. Cukup ironi, di satu sisi kita bangga dengan keberhasilan pemerintah, namun di sisi lain kita miris karena harga cabe melangit tanpa bisa dikontrol oleh pemerintah.
Recent Comments